Parfum Mawar

korupsi
ilmu ekonomi
Author

Tedy Herlambang

Published

November 8, 2023

John Maynard Keynes, sang ekonom besar dari Inggris, pernah mengaku bahwa pesona ilmu ekonomi terletak pada “perpaduan antara ketelitian intelektual dan potensinya untuk kebaikan.” Dalam ungkapan itu seakan tergambar bahwa ilmu, bila diarahkan dengan jernih, dapat menjadi cahaya bagi kehidupan bersama.

Mawar

Dari sekian banyak bunga, mawar konon adalah yang paling dicintai. Keanggunannya, warnanya yang memikat, dan harumnya yang lembut membuatnya seolah dianugerahkan untuk menghibur jiwa manusia. Dikisahkan bahwa seorang raja pernah menaburkan mawar memenuhi kanal-kanal tamannya. Suatu ketika, salah seorang putrinya mendayung di atas permukaan air dan melihat endapan aneh terapung. Ketika diangkat, endapan itu ternyata minyak mawar yang murni—parfum alami, lahir karena panas matahari memisahkan air dari sari bunganya.

Namun dunia tidak hanya mengenal wangi. Ketidakadilan yang merajalela dan korupsi yang tersembunyi menyebarkan bau busuk yang menyesakkan. Para penguasa menutupinya dengan sapu tangan dan wewangian, berusaha menipu hidung, tapi tak mampu menipu hati. Pertanyaan pun bergema: adakah cahaya yang cukup murni, seterang matahari, yang sanggup memisahkan busuk dari bening, sebagaimana mawar menyerahkan sari rahasianya?

Images from Nikola and openclipart