Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa seharusnya dapat:
Menjelaskan faktor produksi di dalam pertanian
Menjelaskan jenis-jenis faktor produksi di dalam pertanian
Menjelaskan pentingnya penggunaan faktor produksi untuk pertanian
berkelanjutan
Faktor Produksi
Kegiatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan lain-lain
membutuhkan ketersediaan faktor produksi.
Faktor produksi diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu
tanah, tenaga kerja, modal, dan
keahlian.
1. Tanah
Faktor produksi tanah atau sumberdaya alam adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi yang berasal dari atau
disediakan oleh alam:
Tanah dan segala yang tumbuh diatasnya dan yang terkandung
didalamnya (bahan tambang).
Tenaga air untuk pengairan, pelayaran, pembangkit tenaga listrik,
dan sebagainya.
Iklim, cuaca, curah hujan, arus angin, temperatur, CO2 dan
sebagainya.
Ikan, hewan, burung, lebah dll
Lahan
Lahan diperlukan sebagai tempat untuk melaksanakan usaha budidaya
tanaman, ikan maupun ternak.
Lahan pertanian dapat dibedakan dengan tanah pertanian.
Lahan pertanian adalah tanah yang dipersiapkan untuk usahatani
misalnya sawah
Tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan untuk usaha
pertanian.
Pengelompokan Lahan
Tingkat kesuburan tanah. Jika ditinjau dari tingkat kesuburan
tanah maka ada tanah yang subur dan tidak subur. Tingkat kesuburan tanah
akan mempengaruhi produktivitas tanaman.
Tingkat elevasi. Lahan pertanian dapat berada di dataran tinggi,
dataran rendah, dan pantai.
Tata guna lahan. Berdasarkan kegunaannya, maka ada lahan yang
digunakan untuk pekarangan, sawah, tegal, dan lain-lain.
Luas lahan. Agribisnis dapat dilakukan pada lahan yang luas,
sedang atau sempit.
Satuan untuk menunjukkan luas lahan pertanian antara lain hektar,
ru, bata, jengkal, patok, bahu, dan sebagainya.
Nilai lahan. Nilai lahan pertanian akan sangat tergantung pada
faktor lingkungan termasuk lokasi dan topografi, kondisi fisik, kimia,
dan biologi tanah.
Status lahan. Kepemilikan faktor produksi tanah di masyarakat
tidak merata. Sumber kepemilikan bermacam-macam yaitu dibeli, disewa,
disakap, pemberian negara, warisan, wakap, dan lain-lain.
Status kepemilikian tanah pertanian menunjukkan hubungan tanah
pertanian dengan pengolah atau pemiliknya.
Status kepemilikan tanah
pertanian
Tanah milik di mana memiliki ciri bebas diolah dan digunakan oleh
pemiliknya, bebas diperjualbelikan, dan pemilik memiliki tanggung jawab
hukum atas tanah tersebut seperti adanya kewajiban membayar
pajak.
Tanah sewa adalah tanah yang disewakan pemilik ke pihak lain
dengan membayar sewa untuk kegiatan pertanian.
Tanah sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan
pemiliknya digarap oleh pihak lain dengan bagi hasil.
Tanah pinjaman adalah tanah yang dipinjam oleh pihak tertentu
dari pemiliknya.
Tanah milik negara yang dibuka oleh masyarakat, misalnya wilayah
hutan dengan hak ulayat (pengelolaan suatu wilayah hutan oleh masyarakat
adat)
Sumber Air
Ketersediaan air sangat penting dalam kegiatan budidaya
tanaman,ternak, ikan.
Air yang cukup diperlukan untuk menjamin kegiatan pemeliharaan
tanaman dan ternak dapat berjalan dengan baik.
Air yang digunakan dalam kegiatan pertanian dan peternakan dapat
berasal dari sumber air alam, sumur gali atau sumber air yang lain.
2. Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah sebagian atau seluruh
kemampuan jasmani dan rohani yang dimiliki manusia dan/atau kemampuan
fisik ternak dan mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi.
Tenaga kerja diperlukan untuk melaksanakan kegiatan budidaya
seperti untuk kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pengairan,
pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan
pasca panen.
Sistem kerja pada kegiatan pertanian terdiri dari harian,
bulanan, borongan, bagi hasil, dan gotong royong.
Balas jasa untuk penggunaan tenaga kerja adalah upah, gaji, atau
royalty (pembayaran atas paten)
3. Modal
Faktor produksi modal/kapital adalah semua jenis barang atau jasa
yang bersama-sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang dan
atau jasa baru atau menunjang kegiatan produksi barang dan atau jasa
baru.
Modal disebut juga alat-alat produksi yang dihasilkan oleh faktor
produksi alam dan tenaga kerja.
Modal juga dinamakan barang-barang investasi terdiri dari
mesin-mesin, peralatan, bangunan, dan lain-lain.
Seluruh barang dan atau jasa yang memiliki sifat produktif dan
dapat digunakan untuk kegiatan produksi berikutnya disebut barang
modal/barang investasi/barang modal riil (riil capital goods).
Pengertian barang modal sebagai faktor produksi adalah barang
modal riil dan bukan modal finansial (financial capital).
Sarana Produksi
Bahan Tanaman, Bibit Ternak dan Ikan
Bahan tanaman adalah bagian tanaman yang hidup yang akan
ditanam.
Bagian tanaman yang dapat dijadikan bahan tanaman tergantung pada
jenis tanamannya, bisa daun, ranting, cabang, batang, akar, rhizoma,
umbi, buah, dan biji serta jaringan tanaman lain.
Biji yang digunakan sebagai bahan tanaman disebut benih.
Pupuk
Pupuk dapat berupa pupuk kimia (pupuk Urea, Kalium, Phonska, NPK
Mutiara, SP-36), pupuk bukan kimia seperti pupuk hayati, pupuk hijau dan
kompos yaitu pupuk yang terbuat dari fermentasi daun, batang
tanaman.
Dalam penggunaan pupuk, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
jenis tanaman, jenis tanah, dosis pupuk yang digunakan, dan waktu
memupuk.
Pestisida
Pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman dapat dilakukan
secara kimiawi yaitu dengan mengunakan senyawa kimia yang meracuni
penyebab gangguan atau disebut dengan pestisida. Pestisida dibedakan
atas macam-macam nama sesuai dengan penyebab gangguan yang ingin
dikendalikan.
Senyawa untuk mengendalikan jamur disebut fungisida, untuk bakteri
disebut bakterisida, untuk amuba disebut amubisida, untuk serangga
disebut insektisida, untuk binatang pengerat disebut rodentisida, untuk
gulma disebut herbisida.
Pada penggunaan pestisida untuk mengendalikan gangguan di antara
tanaman pertanian, perlu dipilih senyawa yang dapat mengendalikan atau
mematikan penyebab gangguan tetapi tidak meracuni tanaman pokok.
Pestisida yang aman digunakan kalau dosis kurativa tanaman pokok
terhadap pestisida tersebut jauh lebih tinggi daripada penyebab
gangguan.
Dosis kurativa ialah dosis minimum yang sudah menyebabkan
keracunan.
Dosis yang belum menyebabkan gangguan dinamakan dosis tolerata
sedangkan dosis lethal ialah dosis penyebab kematian.
Mesin dan Peralatan
Semakin modern kegiatan usahatani maka semakin terasa kebutuhan akan
mesin dan peralatan yang modern.
Alat yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usahatani atau
budidaya ternak antara lain cangkul, parang, arit, sprayer, dan
lain-lain.
4. Keahlian dan Pengalaman
Ketiga faktor produksi sebelumnya bersifat fisik.
Faktor produksi keahlian non-fisik tetapi sangat menentukan
keberhasilan kegiatan produksi.
Faktor produksi keahlian (skill) atau kecakapan tata
laksana/kewirausahaan (entrepreneurship) adalah keahlian manajerial atau
kecakapan tata laksana/kewirausahaan yang berperan dalam mengelola
faktor produksi tanah, tenaga kerja, dan modal pada kegiatan produksi
pertanian.
Faktor produksi keahlian diperlukan agar ketiga faktor produksi yang
lain berfungsi optimum dalam kegiatan produksi.
Faktor produksi keahlian bertugas menjamin berlangsungnya proses
produksi dengan cara mengatur penggunaan faktor produksi lainnya.
Masalah: Pestisida
Penggunaan insektisida yang tidak bijak dapat mengakibatkan antara
lain:
Membunuh musuh alami serangga hama tersebut.
Serangga yang semula belum merupakan hama penting, berubah statusnya
menjadi hama penting karena tidak ada saingannya.
Hama tersebut menjadi kebal terhadap insektisida yang dipakai.
Terjadi resurgensi hama semula artinya bertambah hebat serangannya
kembali.
Masalah: Tanah
Soil is a complex matrix in which a lot of processes are taking
place at the same time. These processes affect the availability of
nutrients to plants.
Plants need about 18 nutrients like nitrogen, phosphorus, and
potassium essential for their growth and life cycle completion.
When the crop is harvested, these nutrients do not reimburse to the
soil, and levels of these nutrient decrease with time.
This decrease in nutrient level affects the crop both qualitatively
and quantitatively.
These nutrients need to be remunerated either by returning soil
extracted nutrients, by the natural decomposition (decay of plants and
organism bodies) process, or by directly applying these nutrients as
fertilizers .
From ancient times, organic fertilizers were used to supply
nutrients to crop, but this practice decreased since the 1980s because
of more availability and affordability of chemical fertilizers.
Tanah dan Pupuk Kimia
The application of fertilizers, chemical fertilizers, has become a
consecration on humanity. The use of chemical fertilizers helps in
overcoming hunger and death in many areas of the world.
Chemical fertilizers are amendments comprising of nutrients needed
for plant growth.
These nutrients are classified as primary nutrients, secondary
nutrients, micronutrients, and non-mineral elements. Primary and
secondary nutrients are mutually termed as macronutrients.
Macronutrients are required by plants in large quantities, while
micronutrients are required in smaller quantities.
Apart from main constituent elements, oxygen and hydrogen, and
carbon, are uptaken by plants in gaseous form and obtained from water
and air.
Pupuk Kimia (Chemical
Fertilizer)
The fertilizer industry is usually involved in the manufacture of
primary plant nutrients, e.g., nitrogen, phosphorus, and potassium,
appropriate for soil application.
Agriculture is provided with essential nutrients through the use of
these fertilizers though it is also facing many severe issues like
declining productivity, low fertilizer use efficiencies, the
disproportion in between addition and removal of nutrients from the
soil, and low soil organic carbon.
Mutu Tanah
Chemical fertilizers not only upsurge the crop production by
supplying more nutrients in the soil for plant uptake, but it also
affects the soil physical, chemical, and biological properties both
positively and negatively.
These all soil properties maintain soil health and improve crop
growth.
Soil physical properties, such as texture, compaction, infiltration
rate, seepage, hydraulic conductivity, soil porosity, bulk density, and
soil chemical properties; and nutrients status, cation exchange
capacity, electrical conductivity, pH, and soil microbial community
change with long term and intensive application of chemical
fertilizers.
Pupuk Hayati (Biofertilizers)
Agriculturists have succeeded in the scenario to enhance yearly crop
productivity at the cost of environmental degradation by applying
synthetic persistent substances, viz., synthetic fertilizers,
pesticides, and herbicides.
Impacts: The elimination of key biota, nutrient pollution, as
evidenced by an algae bloom, eutrophication, water quality issues, lower
oxygen levels and danger to fish stocks.
The scientific approach to maintain sustainable fertility in soil
and plants is to switch over to biofertilizers.
Switch Over to
Biofertilizers
Pupuk hayati: compounds of organic matter that are applied to crops
for growth and health. Their constituent microorganisms interact with
the soil, root and plant seed in an eco-friendly manner, promoting the
growth of micro-flora that enhance soil fertility.
They are known to play several vital roles in soil fertility, crop
productivity and production in agriculture.
The application of biofertilizers results in increased mineral and
water uptake, root development, vegetative growth and nitrogen
fixation.
They liberate growth-promoting substances plus vitamins and help in
maintaining soil fertility.
They act as antagonists and play a pivotal role in neutralizing the
soil-borne plant pathogens and thus, help in the bio-control of
diseases.
The application of biofertilizers in lieu of synthetic fertilizers
could be a promising technique to raise agricultural productivity
without degrading the environmental quality.
Corrections
If you see mistakes or want to suggest changes, please create an issue on the source repository.
Citation
For attribution, please cite this work as
Herlambang (2022, March 23). Wawasan Agribisnis: Subsistem Penyediaan Faktor Produksi. Retrieved from https://bangtedy.github.io/wabis/posts/minggu-3/
BibTeX citation
@misc{herlambang2022subsistem,
author = {Herlambang, Tedy},
title = {Wawasan Agribisnis: Subsistem Penyediaan Faktor Produksi},
url = {https://bangtedy.github.io/wabis/posts/minggu-3/},
year = {2022}
}